Senin, 15 September 2014

Pemeliharaan Induk Lele

Pemeliharaan Induk Ikan Lele

Dalam pemeliharaan induk ikan lele, ada beberapa hal yang penting diperhatikan yaitu :
1.  Pemberian Pakan
Agar diperoleh kematangan induk yang memadai, setiap hari induk di beri pakan bergizi. Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa pellet sebanyak 3-5 % perhari dari dari total bobot induk yang dipelihara. Ada juga induk lele diberi pakan berupa limbah peternakan ayam (ayam mati) yang dibakar atau direbus atau dibakar terlebih dahulu. Pakan diberikan dua sampai tiga kali sehari pada pagi, sore dan malam hari.
2.  Pengelolaan Kualitas Air
Dalam pemeliharaan induk lele dumbo, kualitas air tidak terlalu berpengaruh. Induk lele dumbo termasuk ikan yang mampu hidup pada kondisi kualitas air yang jelek sekalipun, asalkan air tidak tercemar oleh limbah kimia berbahaya. Karena kemampuannya hidup pada perairan yang terbatas sekalipun, maka sering induk lele dumbo ini dipelihara pada bak atau wadah yang airnya tidak mengalir. Agar lele dumbo dapat hidup dengan nyaman yang perlu diperhatikan adalah volume atau ketinggian air wadah jangan sampai berkurang. Ketinggian air sebaiknya dipertahankan minimal 75 cm agar induk tidak mudah stres oleh gangguan dari lingkungan sekitar seperti suara bising, lalu-lalang orang, dan sebagainya.
3.  Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering mengganggu induk lele dumbo adalah berupa biawak, ular, dan ikan-ikan predator seperti gabus, belut, atau dari teman-temannya sejenis yang berukuran lebih besar. Predator umumnya mengganggu apabila pada lingkungan perairan tidak tersedia cukup pakan, sehingga terjadilah pemangsaan kepada ikan yang lebih kecil. Sedangkan penyakit relatif jarang menyerang. Namun jenis-jenis jamur Saprolegnia sp, kadang-kadang sering menyerang, terutama sehabis indukinduk ikan selesai memijah. Biasanya jamur menyerang apabila terdapat luka pada tubuh induk ikan.
4.  Pemilihan Induk Matang Gonad
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan. Hal ini disebabkan karena belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan. Sebelum dipijahkan, induk jantan dan betina dipilih sesuai dengan persyaratan. Salah satu persyaratan yang mutlak adalah induk telah berumur 1 tahun, baik jantan maupun betina. Pemilihan induk dilakukan dengan cara mengeringkan kolam induk, baik kolam induk jantan maupun betina, sehingga induk-induk lele dumbo akan terkumpul. Selanjutnya induk-induk tersebut ditangkap dengan menggunakan seser dan ditampung dalam wadah seperti drum/tong plastik.

5.ciri ciri induk lele
     -lele jantan
   kepala nya lebih kecil dari lele betina.warna kulit dada agak tua jika dibanding kan dengan kulit dada induk lele betina.kelamin agak menonjol memanjang ke arah belakang tertetak dibelakang anus dan warna nya kemerahan.gerakan lincah tulang kepala pendek agak gepeng.perut lebih langsing dan kenyal jika di bandingkan dengan kulit induk lele betina

     -lele betina
   kepala lebih besar dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.warna kulit dada agak terang.kelamin berbentuk oval berwarna kemerah merahan lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus .gerakan nya lambat tulang kepala pendek dan agak cembung.perut nya lebih besar dan lunak

6.syarat induk lele yang baik
    -kulit induk lele betina lebih kasar di bandingkan dengan kulit lele jantan
    -induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa                 hidup di kolam sejak kecil
    -berat badannya berkisar antara 100-200 g.bergantung pada kesuburan badan dengan             ukuran panjang 20-25 cm
    -bentuk bada simetris,tidak bengkong,tidak cacat,tidak luka dan lincah
    -umur induk jantan >7 bulan,sedangkan induk betina berumur >1 tahun
    -frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali,dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih          dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung protein yang cukup


Sumber: Manajemen pemeliharaan induk, PPPPTK Pertanian Cianjur

Pemeliharaan larva dan benih Ikan Lele

Cara Pemeliharaan Telur dan Larva Ikan Lele


Induk ikan lele yang telah memijah akan mengeluarkan telurnya pada keesokan harinya. Stadia telur merupakanoutput dari aktivitas pemijahan ikan, dimana pada saat menetas berubah menjadi stadia larva. Telur ikan lelebersifat melekat (adesif) kuat pada substrat, karena telur ikan lele tersebut memiliki lapisan pelekat pada dinding cangkangnya dan akan menjadi aktif ketika terjadi kontak dengan air, sehingga dapat menjadi rusak/koyak ketika dicoba untuk dicabut. Kekuatan pelekatan tersebut akan menjadi berkurang sejalan dengan perkembangan telur (embriogenesis) hingga menetas. Oleh karena itu, untuk mengurangi faktor kerusakan/kegagalan telur dalam proses penetasan, induk ikan lele yang telah memijah diangkat dan dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan induk kembali.
pemeliharaan larva ikan lele
Telur- telur ikan lele yang telah terbuahi ditandai dengan warna telur kuning cerah kecoklatan, sedangkan telur-telur yang tidak terbuahi berwarna putih pucat atau putih susu. Lama waktu perkembangan hingga telur menetas menjadi larva tergantung pada jenis ikan dan suhu. Pada ikan lele, membutuhkan waktu 18-24 jam dari saat pemijahan.

Penyesuaian Kondisi Suhu

Selain oksigen, faktor kualitas air yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan penetasan telur adalah suhu. Sampai batas tertentu, semakin tinggi suhu air media penetasan telur maka waktu penetasan menjadi semakin singkat. Akan tetapi, telur menghendaki suhu tertentu (suhu optimal) yang memberikan efisiensi pemanfaatan kuning telur yang maksimal, sehingga ketika telur menetas diperoleh larva yang berukuran lebih besar dengan kelengkapan organ yang lebih baik dan dengan kondisi kuning telur yang masih besar. Pada ikan lele, suhu optimum yang baik untuk penetasan telur adalah sekitar 29-31o C.

Penyediaan Oksigen Terlarut

Selama proses penetasannya, telur-telur tersebut membutuhkan suplai oksigen yang cukup. Oksigen tersebut masuk ke dalam telur secara difusi melalui lapisan permukaan cangkang telur. Kebutuhan oksigen optimum untuk kegiatan penetasan telur ikan lele adalah > 5 mg/L. Oksigen tersebut dapat diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) memberikan aerasi dengan bantuan aerator; (2) menciptakan arus laminar dalam media penetasan telur; (3) mendekatkan telur kepermukaan air, karena kandungan oksigen paling tinggi berada dibagian paling dekat dengan permukaan air. Selain oksigen, untuk keperluan perkembangan, diperlukan energy yang berasal dari kuning telur (yolk sac) dan kemudian butir minyak (oil globule). Oleh karena itu, kuning telur terus menyusut sejalan dengan perkembangan embrio. Energi yang terdapat dalam kuning telur berpindah ke organ tubuh embrio.

Pencegahan Serangan Penyakit pada Telur

Telur- telur ikan lele akan menetas dalam waktu 18-24 jam setelah pemijahan terjadi. Embrio terus berkembang dan membesar sehingga rongga telur menjadi sesak olehnya dan bahkan tidak sanggup lagi mewadahinya, maka dengan kekuatan pukulan dari dalam oleh pangkal sirip ekor, cangkang telur pecah dan embrio lepas dari kungkungan menjadi larva. Pada saat itu telur menetas menjadi larva. Untuk memperlancar proses penetasan, air sebagai media penetasan telur diusahakan terbebas dari mikroorganisme melalui beberapa upaya, yaitu (1) mengendapkan air untuk media penetasan telur selama 3-7 hari sebelum digunakan; (2) menambahkan zat antijamur seperti methylen blue, kedalam media penetasan; (3) menyaring dan menyinari air yang akan digunakan untuk penetasan dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV); (4) menggunakan air yang bersumber dari mata air atau sumur. Setelah semua telur menetas, maka untuk menghindari adanya penyakit akibat pembusukan telur yang tidak menetas, kakaban/substrat tempat pelekatan telur ikan lele diangkat dari wadah penetasan dan untuk memperbaiki kualitas air pemeliharaan larva, maka dilakukan pergantian air sebanyak ¾ dari volume wadah. Pergantian air dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi air menjadi baik, sehingga layak dijadikan sebagai media pemeliharaan larva.

Pengelolaan Kualitas Air Larva

Larva yang telah menetas biasanya berwarna hijau dan berkumpul didasar bak penetasan. Untuk menjaga kualitas air, maka sebaiknya selama pemeliharaan dilakukan pergantian air setiap 2 hari sekali sebanyak 50-70 %. Pergantian air ini dimaksudkan untuk membuang kotoran, seperti sisa cangkang telur atau telur yang tidak menetas dan mati. Kotoran-kotoran tersebut apabila tidak dibuang akan mengendap dan membusuk di dasar perairan yang menyebabkan timbulnya penyakit dan menyerang larva. Pembuangan kotoran tersebut dilakukan secara hati-hati agar larva tidak stress atau tidak ikut terbuang bersama kotoran.

Pemberian Pakan Larva

Larva ikan lele hasil penetasan memiliki bobot minimal 0,05 gram dan panjang tubuh 0,75-1 cm, serta belum memiliki bentuk morfologi yang definitif (seperti induknya). Larva tersebut masih membawa cadangan makanan dalam bentuk kuning telur dan butir minyak. Cadangan makanan tersebut dimanfaatkan untuk proses perkembangan organ tubuh, khususnya untuk keperluan pemangsaan (feeding), seperti sirip, mulut, mata dan saluran pencernaan. Kuning telur tersebut biasanya akan habis dalam waktu 3 hari, sejalan dengan proses perkembangan organ tubuh larva. Oleh karena itu, larva ikan lele baru akan diberi pakan setelah umur 4 hari (saat cadangan makanan didalam tubuhnya habis). Pakan yang diberikan berupa pakan yang memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva agar larva ikan lebih mudah dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan, pakan ikan juga bergerak sehingga mudah dideteksi dan dimangsa oleh larva, mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi. Salah satu contoh pakan yang diberikan pada saat larva ikan lele tersebut berumur 4 hari adalah emulsi kuning telur. Pada saat lele berumur 6 hari, maka dapat diberikan pakan berupa Daphnia sp (kutu air), Tubifex sp (cacing sutra) atau Artemia sp. Pakan tersebut diberikan secara adlibitum dengan frekuensi 5 kali dalam sehari dan agar tidak mengotori air pemeliharaan, maka diusahakan tidak ada pakan yang tersisa.

Jadwal Pemberian Pakan Larva Lele

  • Emulsi kuning telur: Hari ke 4-5
  • Artemia sp: Hari ke 6-13
  • Daphnia sp: Hari 12-17
  • Tubifex sp: Hari 17-21


Cara Menetaskan Telur Lele Hasil Pemijahan



Cara Menetaskan Telur Ikan Lele Hasil Pemijahan
  • Jika kedua indukan ikan lele sudah diangkat atau dipindahkan, segera kosongkan air yang ada di dalam kolam pemijahan dengan hati-hati yaitu dengan menggunakan selang. Upayakan supaya telur ikan lele tidak ikut tersedot masuk. Pengurasan kolam ini mempunyai tujuan agar membuang sisa-sisa sel sperma dari induk ikan lele jantan yang mati, sel telur dari induk ikan lele betina yang tidak terbuahi, ataupun telur-telur busuk yang gagal untuk menetas. Untuk telur yang tidak berhasil dibuahi, sobat bisa buang telur-telur tersebut menggunakan serokan halus. Telur yang gagal tersebut biasanya berwarna keputihan, sedangkan telur yang berhasil dibuahi berwarna bening. 
  • Dalam proses atau tahap penetasan, upayakan untuk selalu menjaga kebersihan air. Ganti secara berkala ketika air sudah kelihatan mulai kotor. Biasanya air harus segera diganti setiap 2 hari sekali. 
  • Jika tidak terjadi masalah, telur ikan lele yang sudah berhasil dibuahi akan menetas 1 hari setelah pemijahan(perkawinan). Dalam 2 hari setelah penetasan, anakan masih belum membutuhkan pemberian makanan, karena secara alami tersedia dari kuning telur ikan lele sisa hasil penetasan. Jika sudah menginjak usia 3 hari setelah penetasan, benih atau anakan ikan lele bisa diberi pakan berupa pelet halus atau cacing sutra. - See more at: http://tutorialbudidaya.blogspot.com/2013/09/cara-menetaskan-telur-ikan-lele-hasil.html#sthash.89gzN7Oa.dpuf

Persiapan media pemijahan



Pemijahan lele

Ada beberapa proses yang harus dilakukan untuk melakukan bisnis usaha pembibitan atau pemijahan ikan lele. Secara ringkas apa saja yang harus dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Adapun untuk persiapan ada beberapa hal yang harus disiapkan yaitu meliputi.
  1. Kolam, ukuran kolam untuk pemijahan tidak dibutuhkan sangat besar tapi juga tidak sangat kecil, karena ketika proses pembuahan antara lele jantan dan betina membuthkan ruang yang sedang untuk bergerak. Adapun untuk ukuran kolam pemijahan ikan lele minimal panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 0.5 meter. Sebelum kedua induk ikan lele dimasukan kedalam kolam pemijahan terlebih dahulu kolam dikeringkan sampai dengan tiga hari. Jika kolam tersebut terbuat dari semen dan baru saja selesai pembuatannya, alangkah baiknya kolam dijernihkan dengan cara merendam kolam selama 15 hari. Sebenarnya untuk pembuatan kolam pemijahan tidak harus berasal dari semen, dengan terpal pun bisa.
  2. Air, setelah kolam benar-benar bersih dari unsur Ph (meskipun tidak bisa bersih total) langkah selanjutnya adalah menyiapkan air yang digunakan sebagai habitat ikan lele yang akan dipijahkan. Air yang bagus untuk pemijahan alangkah baiknya air yang bersih dan jernih, tidak mengandung Ph yang tinggi. Seperti halnya air sumur biasanya satu dua tiga sumur mengandung kadar Ph yang tinggi, terlebih air PDAM atau PAM itu sangat tidak disarankan digunakan sebagai media pemijahan lele, karena air PDAM mengandung unsur kaporit yang cukup besar. Proses pemberian air pada kolam yang telah didiamkan sehari seperti biasa saja, hanya untuk ukuran volume air bisa diisi sampai dengan ¾ kolam yang akan dijadikan tempat pemijahan ikan lele. Cara mengurangi kadar Ph yang ada pada air bisa dengan mencampurkan garam dengan ukuran permeter kubik diberi garam 100 gram
  3. Pemilihan indukan, hal ini sangat penting karena ada teori mengatakan jika induknya bagus maka keturunannya juga bagus, begitu juga dengan ikan lele yang akan dijadikan sebagai usaha. Untuk menghasilkan maksimal dalam pemilihan indukan harus memilih ikan yang besar minimal bobot ikan 100 gram. Adapun untuk batas umur minimal calon induk pemijahan ikan lele adalah empat bulan
  4. Kakaban, kakaban ini nantinya yang digunakan ikan lele menaruh telurnya. Adapun kakaban yang sering digunakan oleh para budi daya ikan lele adalah ijuk.  Fungsi dari kakaban ini digunakan oleh ikan untuk meletakkan calon anaknya yang masih berupa bertelur,  peletakan kakaban bisa dilakukan sore atau pagi hari. Untuk satu induk lele pemijahan biasanya membutuhkan kakaban sampai dengan empat atau lima kakaban. Jika kakaban terlalu sedikit maka akan terjadi penumpukan telur ikan yang nantinya telur-telur tersebut tidak bisa menetas.
Setelah semua persiapan telah selesai, yang harus kita lakukan adalah menaruhikan lele ke dalam kolam tersebut. Waktu yang tepat untuk meletakan ikan lele yang paling bagus agar hasil maksimal adalah pada sore hari. Mengapa demkian, hal ini dikarenakan ikan lele akan melakukan pembuahan dan bertelur pada malam hari.
Pada saat proses pembuahan alangkah baiknya ditutup agar lele tidak bisa keluar dari kolam, mengingat kolan yang kami gunakan adalah kolam yang kecil, jika tidak ditutup besar kemungkian ikan akan melarikan diri dengan cara melompat-lompatkan dirinya .
Ketika indukan melakukan pembuahan pada malam hari biasanya pada waktu pagi telur calon ikan lele sudah banyak, tapi tidak semuanya proses berleturnya ikan lele sangat cepat, bahkan ada yang sampai dengan 3 hari. Setelah telur sudah terkumpul dalam kakaban langkah yang harus dilakukan adalahmemisahkan telur dengan indukan ikan lele pijahan, hal ini dikhawatirkan indukan ikan lele akan memakan telurnya sendiri.
Pada saat itu telur masih kecil, para pengusaha ikan lele tidak langsung memberikan makan tapi menunggu larva yang ada pada diri calon ikan itu habis. Biasanya larva itu akan habis sampai dengan 3 atau empat hari.
Itulah cara bisnis budidaya ikan lele, singkat dan tidak begitu detail, oleh karenya saran dan kritik dibutuhkan agar kualitas artikel ini lebih baik, kritik atau saran bisa melalui kotak kolom coment yang telah tersedia. Bagi anda yang akan beternak ikan lele anda sukses, berhasil, dan mampu mendapatkan keuntungan yang slebih atau besar.