Senin, 17 November 2014

IKAN LELE

Budidaya Lele merupakan salah satu budidaya agribisnis yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar untuk ikan lele sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, budidaya lele juga bisa dilakukan di lahan sempit.
1.     Pendederan Tahap Pertama
Budidaya lele tahap ini merupakan teknik budidaya lele untuk membesarkan bibit ikan lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit ikan lele berukuran 3-5 cm dengan waktu budidaya selama 2-3 minggu.
§  Penebaran Bibit
Kepadatan penebaran bibit antara 500-750 ekor/m2.  Sehingga untuk kolam budidaya lele seluas 10 m2 bisa ditebar bibit sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit ikan lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
 berikut cara penebaran bibit ikan lele untuk mengurangi resiko stres dan luka :
§  Pemindahan dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu air belum terlalu tinggi
§  Pengambilan bibit ikan lele menggunakan jaring berukuran rapat serta lembut.
§  Bibit ditempatkan menggunakan wadah yang sudah diisi air dari kolam penebaran larva.
§  Setelah wadah cukup penuh, bibit segera dipindah ke kolam penebaran. Wadah dimasukkan dalam kolam pendederan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya.

§  Pengaturan Air
§  Kualitas air kolam pendederan perlu dijaga, caranya air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar.
§  Pakan tambahan diberikan dalam jumlah sedikit, berbentuk tepung untuk menopang pertumbuhannya, sehingga tidak menimbulkan endapan sisa pakan yang bisa menurunkan kualitas air.

§  Pemberian Pakan Tambahan
§  Bibit ikan lele berukuran 1-3 cm ,pada minggu pertama tidak perlu diberikan pakan tambahan.
§  Bibit ikan lele akan memakan pakan alami yang tersedia di kolam, seperti plankton, kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutra (Tubifex sp.).
§  Pada minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung.

Ø  Pengendalian Hama dan Penyakit
§  Hama pada pendederan meliputi, ular, burung, kadal, serta katak. Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam.
§  Sanitasi di areal kolam, agar kedatangnya dapat ditekan.
§  Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. pH air berkisar 6,5-6,8. Pengukuran pH air bisa menggunakan kertas lakmus atau pH tester.
§  Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit terutama jamur, bisa diberikan Malachite Green Oxalite 1-5 ml atau Methylene Blue 10 ml per 1 meter kubik air.

§  Seleksi Bibit
§  Seleksi pertama, Setelah berumur 18 hari bibit ukuran 3-5 cm  menggunakan ayakan. Dapat dipanen untuk dibesarkan pendederan tahap kedua, bahkan dapat langsung dijual karena memiliki kecepatatan pertumbuhan yang baik.
§  Seleksi kedua, saat bibit telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit ini sedikit di bawah bibit hasil seleksi pertama.
§  Bibit yang tidak lolos seleksi pertama dan kedua merupakan bibit sisa. Bibit ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai 3-5 cm.

2.    Pada Pendederan tahap kedua
 tidak beda jauh dengan pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2.

3.    Pembesaran
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTKLN1Su8ukW25UshwpvZpZ6xV6v-51AlIM1Ww0tZU_nXIoGh1ZMetode budidaya lele sistem kolam terpal merupakan solusi untuk kondisi antara lain lahan sempit, modal kecil serta untuk daerah minim air. Pengaturan suhu air dan pemberian pakan cukup merupakan kunci keberhasilan budidaya lele. Dengan kondisi air “buruk” ikan lele mampu bertahan hidup dan berkembang baik, dengan solusi pemeliharaan lele dalam kolam terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Ukuran ikan lele yang cocok untuk dikonsumsi umumnya 200 - 300 gram. Ukuran itu dapat dicapai dalam waktu 4 - 6 bulan apabila persyaratan hidup dipenuhi, yaitu makanan bermutu baik dan cukup jumlahnya, kondisi air jernih dan tidak ada gangguan hama dan penyakit.
Ø  Pembuatan Kolam Terpal
http://img.antaranews.com/new/2009/11/ori/bibit-lele301109resize.jpg
§  Persiapan lahan kolam, persiapan material terpal, serta persiapan perangkat pendukung.
§  Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan maupun kapasitas budidaya lele. Untuk budidaya lele pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter.
§  Model pembuatan kolam dapat dilakukan dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau membuat rangka dari kayu kemudian diberi terpal.

Ø  Penebaran Bibit
§  Saat penebaran pengisian air hanya setinggi 40 cm agar bibit ikan lele tidak terlalu sulit mengambil oksigen ke dalam kolam terpal yaitu bibit ikan lele berukuran 5-7 cm dengan kepadatan 40 ekor/m2.

Ø  Pemeliharaan Ikan Lele
§  Pada umur tujuh hari ketinggian air ditambah menjadi 50 cm sediakan rumpon atau semacam perlindungan untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.
§  Pemberian pakan dilakukan sehari tiga kali. kandungan protein tinggi sehingga pertumbuhan ikan lele lebih cepat. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap bisa diberikan makanan alami tersebut.
§  Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit.
§  ikan lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan.

4.  Pemeliharaan Induk Ikan Lele

http://cebieylavigne.files.wordpress.com/2012/01/pemijhn.jpgDalam pemeliharaan induk ikan lele, ada beberapa hal yang penting diperhatikan yaitu :
Ø Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan buatan berupa pellet sebanyak 3-5 % perhari dari dari total bobot induk yang dipelihara. pakan berupa limbah peternakan ayam (ayam mati) yang dibakar atau direbus atau dibakar terlebih dahulu. Pakan diberikan dua sampai tiga kali sehari.
Ø Pengelolaan Kualitas Air
Dalam pemeliharaan induk lele dumbo, kualitas air tidak terlalu berpengaruh. Induk lele dumbo termasuk ikan mampu hidup pada kondisi kualitas air yang jelek sekalipun, asalkan air tidak tercemar oleh limbah kimia berbahaya. Tapi perlu diperhatikan adalah volume atau ketinggian air wadah jangan sampai berkurang. Ketinggian air sebaiknya dipertahankan minimal 75 cm.
Ø Pengendalian Hama dan Penyakit
§  Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam.
§  Sanitasi di areal kolam, agar kedatangnya dapat ditekan.

5.    Pemilihan Induk Matang Gonad
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSfgI6eJEnkC6HLri7IGnsjwTMlbyAqSewJVmtjavdp6mdNiVzw
Ø ciri ciri induk lele
lele jantan
§  kepala nya lebih kecil dari lele betina.
§  warna kulit dada agak tua jika dibanding kan dengan kulit dada induk lele betina.
§  kelamin agak menonjol memanjang ke arah belakang tertetak dibelakang anus dan warna nya kemerahan.
§  gerakan lincah tulang kepala pendek agak gepeng.perut lebih langsing dan kenyal jika di bandingkan dengan kulit induk lele betina
lele betina
§  kepala lebih besar dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.
§  warna kulit dada agak terang.
§  kelamin berbentuk oval berwarna kemerah merahan lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus .
§  gerakan nya lambat tulang kepala pendek dan agak cembung.perut nya lebih besar dan lunak
Ø syarat induk lele yang baik
§  kulit induk lele betina lebih kasar di bandingkan dengan kulit lele jantan
§  induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam sejak kecil
§  berat badannya berkisar antara 100-200 g.bergantung pada kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-25 cm
§  bentuk bada simetris,tidak bengkong,tidak cacat,tidak luka dan lincah
§  umur induk jantan >7 bulan,sedangkan induk betina berumur >1 tahun
§  frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali,dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung protein yang cukup

6.    Persiapan media pemijahan
Ø  Kolam, ukuran kolam berukuran sedang minimal panjang 2 meter, lebar 1 meter, tinggi 0.5 meter. Kedalaman kolam dikeringkan sampai tiga hari sampai 15 hari (jika menggunakan semen), macam macam kolam :
Kolam terpal
Kolam fiberglass
Kolam semi permanen dan permanen
Ø  Air, air bersih, tidak mengandung ph tinggi. Ukuran volume ¾ kolam. Cara mengurangi ph bisa dicampur air garam dengan ukuran permeter kubik diberi 100 gr.
Ø  Pemilihan induk mempunyai bobot minimal 100 gr. Batas umur calon induk adalah 4 bulan.
Ø  Kakaban, ini nantinyya digunakan ikan lele menaruh telurnya seperti ijuk. Peletakan kakaban dilakukan sore atau pagi hari. Membutuhkan 4 – 5 kakaban.

7.    Pemijahan
Menaruh lele pada kolam tersebut. Waktu tang paling tepat saat sore hari karena ikan lele melakuakn pembuahan dan bertelur saat malam hari. Saat proses pembuahan kolam ditutup agar tidak melompat lompat. Proses bertelur sampai 3 hari. Setelah terkumpul dalam kakaban, langkah selanjutnya memisahkan dengan induk lele.

8.  Cara Menetaskan Telur Lele hasil Pemijahan
Ø  Jika kedua indukan ikan lele sudah diangkat atau dipindahkan, segera kosongkan air yang ada di dalam kolam pemijahan dengan hati-hati yaitu dengan menggunakan selang. Upayakan supaya telur ikan lele tidak ikut tersedot masuk. Telur yang gagal tersebut biasanya berwarna keputihan, sedangkan telur yang berhasil dibuahi berwarna bening.
Ø  Upayakan mengganti air setiap 2 hari sekali.
Ø  Telur akan menetas 1 hari setelah pemijahan. Dalam 2 hari belum membutuhkan makanan. Usia 3 hari diberi pakan cacing sutera.

9.  Cara Pemeliharaan Telur dan Larva Ikan Lele

Penyesuaian Kondisi Suhu
semakin tinggi suhu air media penetasan telur maka waktu penetasan menjadi semakin singkat. Akan tetapi, telur menghendaki suhu tertentu (suhu optimal) yang memberikan efisiensi pemanfaatan kuning telur yang maksimal, sehingga ketika telur menetas diperoleh larva yang berukuran lebih besar dengan kelengkapan organ yang lebih baik dan dengan kondisi kuning telur yang masih besar. suhu optimum yang baik untuk penetasan telur adalah sekitar 29-31o C.

Penyediaan Oksigen Terlarut

Kebutuhan oksigen optimum untuk kegiatan penetasan telur ikan lele adalah >5 mg/L. Oksigen tersebut dapat diperoleh melalui beberapa cara,
(1) memberikan aerasi dengan bantuan aerator
(2) menciptakan arus laminar dalam media penetasan telur
(3) mendekatkan telur kepermukaan air, karena kandungan oksigen paling tinggi berada dibagian paling dekat dengan permukaan air.

Pencegahan Serangan Penyakit pada Telur

Untuk memperlancar proses penetasan, air sebagai media penetasan telur diusahakan terbebas dari mikroorganisme melalui beberapa upaya
(1) mengendapkan air untuk media penetasan telur selama 3-7 hari sebelum digunakan
(2) menambahkan zat antijamur seperti methylen blue, kedalam media penetasan
(3) menyaring dan menyinari air yang akan digunakan untuk penetasan dengan  menggunakan sinar ultraviolet (UV)
(4) menggunakan air yang bersumber dari mata air atau sumur. Setelah semua telur menetas, maka untuk menghindari adanya penyakit akibat pembusukan telur yang tidak menetas, kakaban/substrat tempat pelekatan telur ikan lele diangkat dari wadah penetasan dan untuk memperbaiki kualitas air pemeliharaan larva, maka dilakukan pergantian air sebanyak ¾ dari volume wadah.

Pengelolaan Kualitas Air Larva

Larva yang telah menetas biasanya berwarna hijau dan berkumpul didasar bak penetasan. Untuk menjaga kualitas air, maka sebaiknya selama pemeliharaan dilakukan pergantian air setiap 2 hari sekali sebanyak 50-70 %. Pergantian air ini dimaksudkan untuk membuang kotoran, seperti sisa cangkang telur atau telur yang tidak menetas dan mati

Pemberian Pakan Larva

o    Emulsi kuning telur: Hari ke 4-5
o    Artemia sp: Hari ke 6-13
o    Daphnia sp: Hari 12-17
o    Tubifex sp: Hari 17-21


Tidak ada komentar:

Posting Komentar